Senin, 06 Mei 2013

Ada kemungkinan masuk riya, dalam amal perbuatanmu

Ada kemungkinan masuk riya, dalam amal perbuatanmu dari arah yang tidak ada orang yang melihat kepadamu.
Beramal di muka orang untuk dilihat orang itu riya, yang terang jelas. Beramal sendirian, tidak ada orang yang mengetahui lalu ingin di sanjung dihormati, bahkan jika ada kebutuhan supaya lekas-lekas orang membantu padanya, atau bila membeli sesuatu supaya dikorting(dikurangi) harganya, dan sekiranya ada orang yang tidak hormat padanya, ia mengharap semoga terkena siksa atau balasan Allah, ini semua termasuk riya'yang samar.Rasulullah saw bersabda: Syirik itu ada yang lebih samar dari jalannya semut hitam di atas batu hitam di malam yang gelap.
Dan riya termasuk dari syirik yang samar.Yaitu beramal tidak karena Allah ta'ala
Ali bin Abi Thalib ra.berkata: Kelak pada hari kiamat Allah akan berkata kepada orang zahid dan fakir: Tidakkah telah dimurahkan (diturunkan) harga barang-barang untuk kamu, tidakkah jika kamu, berjalan lalu diberi salam lebih dahulu, tidakkah jika kamu berhajat(kepentingan) segera disampaikan segala hajatmu. Di Dalam hadits lain: Kini tidak ada pahala bagimu, sebab semua pahalamu telah kamu terima semasa hidup di dunia.Abdullah bin Al-Mubarak meriwayatkan dari Wahb bin Munabih: Ada seorang ahli ibadat berkata kepada  kawan-kawannya: Kami setelah meninggalkan harta kekayaan ini tidak kuatir menyeleweng dari jalan Allah, tetapi kami kuatir kalau-kalau kami telah menyeleweng dari agama melebihi dari penyelewengan orang yang banyak harta dan anak buah, karena ada diantara kami yang ingin dihormati, disanjung karena agamanya, jika berhajat minta lekas disampaikan hajatnya karena merasa beragama. Jika membeli sesuatu minta dimurahkan karena merasa beragama. Ketika berita nasehat ini sampai kepada raja, maka datanglah raja dengan rombongan yang besar sekali berziarah kepada guru yang bernasehat demikian kepada kawan-kawannya itu, dan ketika terdengar kepadanya bahwa raja akan ziarah kepadanya, segera ia minta kepada kawannya berbagai macam makanan,lalu ia makan dengan rakus,sehingga ketika raja bertanya: Manakah orang yang memberi nasehat demikian itu? Di jawab: Itulah orang yang sedang makan.Maka raja bertanya: Bagaimanakah keadaanmu? Jawabnya: Seperti orang banyak, baik-baik saja.Maka ketika raja melihat keadaan itu ia berkata kepada rombongannya: tidak perlu datang kepada orang ini, tidak ada kebaikan baginya, lalu kembali raja. Tiba-tiba orang itu berkata: Alhamdu lillah yang mengahalau engakau dari padaku dan menjadikan engkau mencela padaku.
Yusuf bin Al-Husain Arrasy berkata: Sesuatu yang amat berharga di dunia ini ialah ikhlas, berapa kali aku bersungguh-sungguh untuk menghilangkan riya'dari hatiku, tiba-tiba ia tumbuh dalam lain corak(warna) semoga kita terhindar dari sifat-sifat riya baik yang terang maupun samar.Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar