Kamis, 14 November 2013

Dakwah Mush'ab bin Umair



     Suatu hari, As’ad bin Zurarah dengan Mush’ab bin ‘umair pergi ke perkampungan kabilah Asyhal dan kabilah Dhafar di seputar kota Yatsrib. Kedua
orang itu masuk ke perkebunan kabilah Dhafa, dan berkumpul bersama-sama orang yang telah memeluk Islam. As’ad bin Zurarah termasuk pemeluk Islam pertama dari kota Yatsrib. Ia memeluk Islam pada saat kedatangannya ke kota Makkah. Ketika itu ia berjumpa dengan Rasulullah saw. dan melakukan Baiat Aqabah yang pertama.
     Saat Itu, Sa’ad bin Mu’adz dan Usaid bin Hudhair termasuk kepala kabilah yang terpandang. Begitu mendengar kabar tentang dakwah Islam, Sa’ad berkata kepada Usaid, “Usaid, pergilah kepada kedua orang itu, dan cegahlah mereka untuk membuat kekacauan di tempat ini. Sebab, aku masih memiliki hubungan (keluarga) dengan Asad bin Zurarah, sehingga aku enggan bertemu dengannya.”
     Dengan menggenggam tombak, Usaid berangkat menemui kedua orang itu. Sesampainya di sana, dia menegur dengan keras, “Apakah kedatangan kalian berdua di daerah ini akan mengacau ketenangan yang ada? Apakah kalian akan menghasut orang banyak untuk melawan kami? Oleh karena itu, jika kalian masih sayang dengan jiwa kalian, kami meminta untuk segera meninggalkan tempat ini”
     Mush’ab bin Umair menjawab dengan tenang, “Apakah engkau dapat duduk sebentar saja. Apabila engkau mau menerima ajaran ini, silakan diterima, dan jika tidak suka, boleh engkau tolak.”
     Usaid bin Hudhair menjawab, “ya, silakan saja. Aku akan mendengarkan dulu.”
Setelah Usaid duduk, Mush’ab bin Umair menerangkan kepadanya ajaran Islam, dan membacakan kepadanya ayat-ayat al-Quran. Hal itu didengarkan dan disimak oleh Usaid dengan tekun dan penuh rasa takjub. Ia kemudian berkata, “Sungguh, amat bagus ajaran al-Quran yang engkau baca itu. Bagaimana caranya aku masuk ke dalam agamamu?”
     Dijawab, “Jika engkau masuk Islam, terlebih dulu engkau harus mandi, lalu bersihkan pakaianmu. Setelah itu, engkau membaca syahadat dan menunaikan shalat.”
     Usaid menuruti penuturan Mushab. Usal shalat Ia berkata, “Aku mempunyai teman yang jika orang itu mau menerima ajaranmu, pasti akan diikuti (orang banyak).”
     Kemudian, Ia pun kembali ke tempat Sa’ad yang tengah menunggu kedatangannya. Ketika itu, Sa’ad melihat kedatangan Usaid dan berkata kepada kaumnya, “Demi Allah, aku yakin Usaid datang dengan wajah yang berlainan dengan wajahnya tadi sewaktu dia berada di tengah-tengah kalian.” (lbn Katsir, aI-Bidäyah Wa an-Nihâyah, jld. 111/152).
     Begitulah sikap Mush’ab bin Umair, orang yang ditugaskan oleh Rasulullah saw. mengajarkan Islam dan mendakwahkannya di kota Yatsrib. Ia memiliki sikap tenang, berani dan bijaksana. Apakah para pengemban dakwah juga memiliki sifat-sifat seperti yang dimiliki Mush’ab bin Umair? [AF]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar