Sabtu, 05 April 2014

Nasihat Akal-akalan

Suatu hari Nasiruddin Hoja kehabisab uang alias sedang bokek.Sementara perut sudah keroncongan kelaparan , minta segera diisi. Oleh karena itu, ia menggulung tali besar yang kuat, lantas beranjak menuju pasar terdekat. Apa maksudnya? Tiada lain, tiada bukan , ia bermaksud menjadi kuli pikul belanjaan.
Baru saja ia menginjakkan kaki di pasar , seorang penjual periuk telah melambaikan tangan kepadanya, Wah rezeki sudah di depan mata, kata Nasiruddin dalam hatinya . Buru-buru ia menghampiri tukang periuk yang memanggilnya.
Aku punya periuk banyak sekali.maukah kau memikulkannya sampai ke rumahku yang jaraknya dekat sekali? sang penjual bertanya, sedangkan nasiruddin Hoja manggut -manggut ( mengangguk-angguk) sambil memperhatikan tumpukan periuk di hadapannya.
Nanti aku akan bayar dengan tiga nasehat untukmu, sesuatu yang sangat pantas untukmu" lanjut sang penjual
Nasiruddin berpikir sejenak, Betul juga, nasihat yang baik adalah bayaran yang sangat pantas. Uang dapat diperoleh kapan saja, sementara nasihat yang baik tidak gampang untuk mendapatkannya. baik , aku terima saja bayaran berupa nasihat baik itu, barangkali amat berguna bagiku.
Setelah itu, nasiruddin segera memikul barang dagangan periuk itu. kendati berat, namun demi tiga buah nasihat, nasiruddin tak mau berpikir soal penat.
Setelah sekian ratus meter nasiruddin berhenti, ia lantas berkata kepada penjual periuk tadi, bagaimana kalau sekarang saja kau sampaikan nasihat yang baik itu untukku?
Si penjual periuk manggut-manggut lalu berkata : Nasihat yang pertama. katanya" jangan percaya kepada siapa pun yang mengatakan bahwa lebih baik lapar daripada kenyang."
" Itu memang nasihat yang baik, kata Nasiruddin, lantas ia memikul dagangan lagi . Nafasnya ngos-ngosan ( terengah-engah) karena kebaratan menahan beban pikulan. Tak lama kemudian Nasiruddin berhenti lagi untuk menagih bayaran, " Nasihat yang kedua bagaimana?"
" Jangan percaya kepada siapa pu yang menasihatimu bahwa berjalan kaki itu lebih baik daripada berkuda," sambung si pedagang periuk
"Oo......., itu nasihat yang luar biasa bagus. Baru pertama kali aku mendapat nasihat seperti itu, kata Nasiruddin basa-basi seraya berjalan kembali memikul periuk lagi.
Setelah berjalan lebih jauh lagi, Nasiruddin kembali menanyakan nasihat yang ketiga , tapi kali ini tetap dengan memikul periuk di pundaknya.
Nasihat yang ketiga, janganlah percaya kepada siap pun yang mengatakan ada tukang panggul yang lebih bodoh dibandingkan kamu, kata di penjual periuk.
Seketika Nasiruddin menjatuhkan pikulannya hingga barang-barang, periuk-periuk , alias dagangan itu pecah berantakan. Lalu, Nasiruddin berkata" Dan aku nasihatkan kepadamu, jangan percaya kepada siapa pun yang mengatakan bahwa periuk di keranjang ini tidak pecah."
Nasiruddin lalu ngeloyor pergi dengan membawa upah rasa marah. Sebaliknya, si pedagang periuk dengan tak kalah kesal nin sebel, terpaksa menerima nasihat berharga dari Nasiruddin dengan rasa mangkel.

Sumber: Seri Kisah Jenaka Sarat makna By: Dhuroruddin Mashad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar