Setelah Usaid berhadapan dengan Sa‘ad,
Sa‘ad bertanya, “Apa yang engkau lakukan?”
Usaid menjawab, “Aku telah menegur kedua orang itu, tetapi
keduanya tidak membahayakan.”
Mendengar hal itu, Sa‘ad
marah, dan bersama-sama mendatangi tempat Mush‘ab dan As’ad berada sambil membawa tombak.
Sesampainya di tempat itu Sa‘ad, menegur mereka dengan keras, namun Mush‘ab
menjawabnya dengan tenang, “Apabila engkau mau mendengarkan maka kami akan
menjelaskan kepadamu ajaran Islam. Jika engkau anggap hal itu baik, silakan
terima; jika tidak baik, engkau boleh meninggalkannya.”
Sa‘ad
pun mengikuti permintaan Mush‘ab, kemudian duduk dan mendengarkan penjelasan
Mush‘ab dengan penuh perhatian. Mush‘ab menjelaskan Islam dan membacakan
ayat-ayat al-Quran. Sa‘ad mendengarkannya dengan penuh takjub. Setelah itu, Sa‘ad
berkata, “Sungguh, amat bagus sekali yang engkau baca itu. Bagaimana caranya
masuk Islam?”
Mush‘ab menjawab, “Engkau
harus mandi lalu membersihkan pakaianmu, kemudian bersyahadat dan shalat.”
Segera
Sa‘ad menjalankannya. Kemudian ia pun kembali menjumpai kaumnya (yang tengah
menunggu-nunggu kedatangannya). Tatkala ia kembali, kaumnya berujar, “Demi
Allah, Sa‘ad datang dengan wajah yang berbeda dengan sebelumnya.”
Sa‘ad
kemudian berkata di tengah-tengah kaumnya, “Wahai Bani Asyhal, bagaimana
kedudukanku di tengah-tengah kalian?”
Mereka menjawab, “Engkau adalah orang yang kami hormati.”
Sa‘ad kemudian berkata lagi, “Ketahuilah oleh kalian, mulai
hari ini, aku tidak akan mau bercakap-cakap dengan kalian, baik lelaki maupun
perempuan, sebelum kalian memeluk Islam seperti diriku.”
Mendengar ajakan sekaligus ancaman Sa‘ad, seluruh anggota Kabilah
Asyhal pun memeluk Islam.
Sejak saat itu, Mush‘ab bin Umair memperoleh keberhasilan yang
luar biasa dalam mendakwahkan Islam, dan memperoleh dukungan dari
kabilah-kabilah yang ada di kota Yatsrib. (Lihat: Ibn Katsir, Bidâyah wa
an-Nihâyah, jld. III/152).
Adakah para penguasa
Muslim, tokoh-tokoh Muslim, dan orang-orang yang terhormat di masyarakat (dari
kalangan Muslim) yang memiliki sikap terus-terang dalam menampakkan identitas
keislamannya serta mendukung perjuangan Islam tanpa sembunyi-sembunyi dan rasa
takut akan hilangnya posisi/jabatannya, sebagaimana yang dilakukan Sa‘ad bin
Mu‘adz? [AF]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar