1.
JA'FAR SHIDIQ
Beliau dilahirkan
di Madinah pada 7 Rabiul awal 53 H (699/700 M) yang merupakan putra Imam
Muhammad Baqir, adalah cicit Sayidina Ali. Ketika itu dunia Islam sedang
mengalami kemerosotan di bawah kekhilafahan Bani Umayyah, masyarakat berada
pada kondisi aqidah yang rendah, keilmuan mereka sangat minim.
Ja'far Sadiq
ditakdirkan menjadi seorang pendobrak masa kemerosotan Islam. Beliau ahli dalam
bidang astronomi, sejarah hadits dan hukum-hukum Islam. Madrasah beliau didirikan
untuk mengamalkan ilmunya, dengan menggunakan rumahnya dan masjid Nabi. Banyak
ilmuwan manca daerah yang berguru kepada Imam ini, mereka umumnya berasal dari Mesir, Persia,
Suriah dan Syam. Dari sini muncullah murid-murid beliau yang terkenal seperti
Imam Hanifah dan Imam Malik yang ahli dalam bidang hukum-hukum Islam, Sofyan
Tsauri dan Saidul Ansari yang ahli dalam bidang hadits serta Jabir Ibn Khayyam
yang ahli dalam bidang Kimia.
Jafar Sadiq
terkenal karena kehebetannya dalam menjelaskan ilmu-ilmu hadits. Karena
kebenaran dan kejujurannya dalam menjelaskan hadits itu, maka ia diberi gelar
Sadiq (yang benar) oleh kaum muslimin. Selain mengajarkan Metafisika dan
teologi.
Imam besar ini
wafat di Madinah pada 756 M, dan dimakamkan di Jannat-ul Baqih. Kemudian
digantikan oleh putranya yang bernama Musa al-Kazim.
2.
IMAM ABU HANIFAH
Abu Hanifah
al-Nu'man ibn Tabit, ahli terbesar dalam Hukum Islam, dilahirkan di Kufa pada
80 H (699M) semasa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan. Ia seorang non-Arab keturunan
Persia.
Beliau pernah mengalami hidup pada masa sepuluh Khalifah Umayyah, termasuk Umar
bin Abdul Aziz.
Pada saat itu ilmu
sastra, hadits dan fiqih merupakan mata pelajaran yang banyak diminati oleh
ilmuan. Banyak ilmuan dari Mesir,
Persia dan Suriah
yang belajar di Kufa. Kufa saat itu merupakan pusatnya ilmu-ilmu Hadits karena
di sana telah
tinggal 1000 pengikut nabi, termasuk di dalamnya yang pernah terjun pada perang
Badar. Abu Hanifah sendiri belajar pada seorang ulama besar pemilik sekolah
tersebut yang bernama Hammad.
Selain belajar
kepada Imam Hammad beliau juga berguru kepada 93 guru ahli Hadits, termasuk
didalamnya Ata bin Ali Rabah dan Imam Akrama yang termasyur.
Selain kedalaman
ilmunya beliau juga terkenal keberaniannya dalam menasehati penguasa yang
dzalim dan kukuh memegang pendapatnya. Hingga pernah beliau dipenjarakan oleh
Khalifah Abbasiyah karena enggan bersekongkol dalam pelanggaran hukum Islam.
Dipenjara beliau di racuni hingga wafat.
Namun demikian
karya-karyanya banyak digunakan oleh muridnya untuk disebarkan kelapisan umat
Islam, tiga karyanya yang terbesar antara lain, yaitu Fiqih Akbar, Al-Alim wal
Mutaam, Musnad Fiqih Akbar, sebuah ringkasan majalah yang terkenal.
3.
IMAM MALIK
Malik ibn Anas
datang dari keluarga Arab yang terhormat. Para ahli tarikh berbeda pendapat
dalam menentukan tahun kelahiran Imam Malik, Ibn Khalikan menyebut 95 H, tetapi
yang umum diterima adalah 93 H, dan ia lebih mudah 13 tahun dari rekannya Abu
Hanifah. Beliau menggali ilmu di Madinah yang saat itu merupakan pusat
pendidikan, kakeknya dan pamannya adalah seorang ahli Hadits. Cendekiawan yang
mengajarkan beliau antara lain Imam Jafas Sadiq, Muhammad bin Syahab Az-Zahri,
Yahya bin Saeeb dan Rabi Rayi.
Imam ini banyak
mewariskan karya tulisnya salah satu yang cukup terkenal adalah Muwatta
(kumpulan hadits), yang berisi tentang Fiqih Islam, Akhlak dan Aqidah. Muwwata
merupakan kumpulan hadits yang telah banyak dibuktikan kebenarannya dan memuat
sekitar 10.000 hadits, lalu beliau merevisi sehingga menjadi 1.720 hadits.
Beliau banyak
melahirkan manusia-manusia unggul yang tenti di dukung oleh sistem saat itu di
bawah kekuasaan Umar bin Abdul Aziz, yang pernah belajar dari beliau antara
lain Imam Syafii, Sofyan Tsauri, Imam Hanafi, Qadi Muhammad Yusuf para Khalifah
seperti Khalifah Mansur, Hadi Harun dan Ma'mun, serta banyak lagi lainnya yang
berguru padanya.
Beliau tidak
bersedia bila dipanggil untuk mengajar, sekalipun oleh seorang khalifah.
Prinsip beliau ilmu haruslah dihampiri, bukan ilmu yang menghampiri. Beliau
memiliki pendirian yang kuat dan berani menentang segala kekufuran yang ada
walaupun cambuk dihadapan matanya.
4.
IMAM SYAFI'I
Abu Abdullah
Muhammad bin Idris, lebih terkenal dengan sebutan Imam Syafii. Ia lahir di
Ghaza pada 767 M, ayahnya meninggal saat ia masih kanak-kanak, dan dibesarkan
oleh ibunya dalam kemiskinan. Beliau belajar Hadits dan Fiqih dari Muslim Abu
Khalid Al-Zinyi dan Sufyan Ibn Uyayna. Ia hafal kitab Muwatta di hadapan Imam
Malik menerimanya sebagai murid.
Ia berpetualang
mencari ilmu ke Kairo, Baghdad,
Yaman dan menyebarkannya. Daya ingatannya yang kuat dan ketajamannya berfikir
membuat banyak orang ingin tahu dan belajar padanya. Ia dianggap pendiri Usul
al-Fiqih. Ijtihad-itjihadnya banyak digunakan kaum muslimin saat itu maupun
sekarang.
Beliau memusatkan
kegiatannya di Kairo dan Baghdad
dengan menghasilkan banyak karya. Dibawah Sultan Salahudin Ayyubi, Mazhab
Syafii paling utama. Tetapi Sultan Baibars mengakui juga Mazhab fiqih yang
lain.
Ia wafat di Mesir
pada 20 Januari 820 M (29 Rajab 204 H) dan dimakamkan di pemakaman Banu Abd.
5.
IMAM HAMBALI
Masa Khalifah
Abbasiyah, Ma'mun ar-Rasyid, terkenal saat itu berkembangnya paham Mu'tazilah.
Ahmad ibn Hambal dihadapkan kepada Khalifah dan dimintai pendapatnya tentang
"Apakah Al-Qur'an itu Mahluk Alllah?" Beliau berpendapat yang
bertentangan dengan pendapat Khalifah beserta ulama Mutazilah dengan mengatakan
bahwa Al-Quran adalah firman Allah. Ternyata jawabannya itu menyebabkan ia
tidur di bui.
Imam Ahmad bin Hambal
terkenal sebagai seorang tokoh Islam sekaligus pembangkit umat. Beliau
dilahirkan di Baghdad
pada I Rabiulawal 164 H (Desember 780 M). Ahmad menjadi piatu dalam usia muda
sekali, dan mewarisi perkebunan keluarga dengan penghasilan yang lumayan. Ia
mempelajari Hadits di Baghdad
dari Qadi Abu Yusuf. Guru utamanya adalah Sofyan bin Uyayna, tokoh ahli mahzab Hejaz. Menjadi murid Imam Syafii sejak 795 M.
Khalifah Abbasiyah,
Ma'mun ar-Rasid, meninggal tak lama setelah Imam Ahmad dipenjarakan.
Al-Mu'tasim sebagai khalifah baru memanggil kembali Imam Ahmad, lalu ditanyai
kembali mengenai Al-quran itu mahluk, dengan tegas dan penuh percaya diri Imam
Ahmad menjelaskan hal yang sama sehingga ia diasingkan, namun demikian beliau
tetap memegang teguh pendirianya.
Imam Ahmad sangat
mementingkan Hadits. Karya besarnya adalah Musnad, sebuah ensikplopedi yang
memuat 2.800 sampai 2.900 Hadits Nabi. Karyanya yang lain adalah Kitab us Salah
(kitab tentang sholat), Ar-radd-alal-Zindika (sebuah sanggahan tentang
Mutazilah yang dikarangnya saat dipenjara) Kitab us Sunnah.
6.
BUKHARI
Bukhari dengan nama
pemberian orangtuanya Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail, lahir di Bukhara pada 13 Syawal
194 H (21 Juli 810 M), cucu seorang Persia yang bernama Bradizbat. Di
dunia ini tidak banyak orang yang diberikan kehebatan daya ingat seperti
beliau, konon Bukhari dapat mengingat sejuta hadits secara terperinci.
Saat lahir kondisi
bayi Bukhari dalam keadaan buta, kemudian ibunya memohon kepada Allah agar
putranya diberikan pengelihatan, dan alhamdulillah permohonan tersebut
dikabulkan.
Ia mempelajari
hadits sejak usia 11 tahun, mengunjungi kota-kota suci pada usia 16 tahun guna
mencari ilmu.
Abangnya yang
tertua Rasyid ibn Ismail, menuturkan pernah Bukhari muda dan beberapa murid
lainnya mengikuti ceramah dan kuliah. Ia dicela oleh rekan-rekannya karena
tidak mencatat saat guru menerangkan. Karena kesal terhadap celaan tersebut.
Bukhari muda menyuruh rekannya untuk membawa catatan mereka tercenganglah
mereka karena Bukhari hapal diluar kepala 15.000 hadits lengkap dengan
keterangan yang tidak mereka catat.
Dengan kelebihannya
itu beliau telah menyusun berbagai karya mengenai Hadits. Sejuta hadits yang ia
ketahui dari 80.000 perawi ditapisnya menjadi 7.275 hadits. Menurut Ibn Hajar, ia
memilih 9.082 hadits untuk kitab Sahih Bukhari yang masyhur itu. Perampungan
kitab itu memakan waktu 16 tahun. Kitab ini banyak dijadikan sebagai rujukan
oleh umat Islam, dan dianggap keshahihannya nomor satu setelah Al-Qur'an.
7.
MUSLIM
Salah satu murid Imam
Bukhari yang terkenal akan kecerdasannya ialah Imam Muslim. Nilai himpunan
kedua Imam Hadits ini terletak pada keshahihannya. Al Hajjaj abul Husain
al-Khusairi al-Nishapuri, lebih terkenal sebagai Imam Muslim, lahir di Nishapur
pada 202 H (817 M). Dan wafat di Nasarabad, daerah pinggiran Kota Nishapur pada
261 H (875 M).
Setelah
menyelesaikan pendidikannya, Muslim mulai mengumpulkan hadits untuk karyanya
yang mengesankan itu. Ia melakukan perjalanan jauh sampai ke Mesir, Suriah dan
Irak. Ia meminta nasihat beberapa tokoh ulama Hadits termasuk Imam Ahmad Ibn
Hambal. Sahihnya disusun dari 300.000 hadits. Dalam bukunya yang termasyur,
Sahih Muslim, ia menulis kata pembukaan mengupas secara ilmiah ilmu-ilmu
hadits, Kitabnya yang terdiri dari 52 bab mengupas persoalan hadits -lima tiang
agama, perkawinan, perdagangan, jihad, pengorbanan, perilaku dan kebiasaan
nabi, para sahabat dan yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar